tipd@iain-jember.ac.id 081336890790

Mahasiswa BKI Menjadi Juru Bahasa Isyarat Wisuda

Home >Berita >Mahasiswa BKI Menjadi Juru Bahasa Isyarat Wisuda
Diposting : Rabu, 13 Sep 2023, 14:49:25 | Dilihat : 153 kali
Mahasiswa BKI Menjadi Juru Bahasa Isyarat Wisuda


Humas - Ada hal unik saat rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember  berpidato dihadapan ribuan wisudawan, kemarin. Sabtu, 9 September 2023.

Pasalnya, ketika rektor Profesor Babun Suharto, tengah berdiri di atas mimbar, disampingnya terlihat seorang perempuan mengenakan jas almamater menerjemahkan bahasa sambutan sang rektor ke dalam bahasa Isyarat. 

Menurut Prof Babun Seyogyanya setiap kegiatan dinikmati semua kalangan. Termasuk bagi penyandang disabilitas. "Ini hal baru yang patut diapresiasi," imbuhnya saat dikonfirmasi Jurnalis Humas di New Sari Utama Convention Hall.

Munculnya juru bahasa isyarat (JBI) pada kegiatan wisuda, merupakan implementasi dari hasil rapat evaluasi panitia pelaksana, menindaklanjuti usulan dari tim Humas. "Alhamdulillah, ini bagian dari perkembangan cara kerja kepanitiaan," ujarnya.

Setelah dikonfirmasi, perempuan tersebut merupakan Alumni UIN KHAS Jember (2021), ia bernama lengkap Ainun Norma Aida. 

Sejak dirinya berstatus mahasiswa, Norma sapaan akrabnya aktif di badan otonom Himpunan Mahasiswa Program Studi Badan Konseling Islam (HMPS BKI), yakni Ikatan Mahasiswa Peduli Disabilitas dan Anak (IMAPEDA).

Komunitas IMAPEDA merupakan wadah bagi mahasiswa, yang memiliki ketertarikan untuk memberikan dukungan sosial terhadap disabilitas serta memahami karakteristik anak berkebutuhan khusus, melalui bahasa isyarat.

Sedari kuliah, Norma bersama rekan-rekannya mengaku aktif mengadvokasi kebijakan pemerintah yang berpotensi merugikan kaum Disabilitas dan anak. Kata Norma, sebagai manusia normal dirinya terpanggil untuk memberikan dukungan sosial terhadap mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau mental. 

Selain itu, Norma menyampaikan, melalui organisasi sosial yang sama, juga memberikan perlindungan terhadap tumbuh kembang anak. Dia menambahkan, anak-anak harus terbebas dari hal-hal yang traumatis.

"Kasus anak beragam, mulai dari perundungan hingga yang lebih parah soal pelecehan seksual," ungkap bercerita.

Dia bersyukur dan berterimakasih, telah dipercaya menjadi pemandu penerjemah bahasa isyarat mendampingi Rektor UIN KHAS Jember.

Kendati demikian, Perempuan asal Baratan Kecamatan Patrang Kebupaten Jember menyadari, tanpa ilmu pengetahuan dan relasi yang ia peroleh sejak di bangku kuliah, mustahil dirinya memiliki keberanian untuk berdiri di depan wisudawan, dan menebar informasi bagi mereka yang berkebutuhan khusus.

"Saya berterimakasih kepada segenap Dosen-dosen saya, dan rekan-rekan saya yang selalu mendukung," ungkapnya.

Dia berharap, agar mahasiswa baru memiliki ketertarikan untuk membantu dan mendampingi kaum Disabilitas dan anak. Setidaknya mendaftar sebagai anggota IMAPEDA.

Jika bergabung di IMAPEDA, imbuh Norma, mahasiswa akan semakin tinggi rasa sosialnya. Serta jelas semakin akrab dan dekat dengan Disabilitas dan anak.

Dia menyontohkan, setelah di IMPEDA dia merasa semakin masif mempelajari dan mengedukasi penggunaan bahasa isyarat. Mulai dari membuat kelompok -kelompok kecil, hingga memperoleh kesempatan untuk berkegiatan di Sekolah Luar Biasa (SLB).

"Alhamdulillah, akrab dengan mereka bagi saya menjadi kebanggaan tersendiri," tutupnya.

;